Simple Template For Entertainment News

Ads

hOt MUSIC


SELAMAT DATANG di PT. Gerald Dean Mandiri

Project On Progress " GDM"

Proyek Pernah ditangani "GDM"

BTC-Bandung (MK)

Graha Auto Center (MK)

BTM-Bogor (MK)

IITC-Kopo (MK)

Lucky Square-Bandung(MK)

The Luxton Hotel-Bandung (Disain & MK)

Aston Urban'a Apartment Karawaci (MK)

Centro Apartment Residences -Jakarta

26 November 2008


Roosseno, Teknik Sipil dan Keajaiban Dunia


NINOK LEKSONO

”Sebagai insinyur muda, Roosseno selalu mengutamakan penggunaan beton untuk bangunan teknik sipil karena (ia) berpendapat 'raw material' beton mudah diperoleh di Indonesia sehingga harga bangunan dapat menjadi murah.”
(Dr Ir FX Supartono, dalam Pembukaan Seminar Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia, Jakarta, 19 Agustus 2008)
Seminar tahunan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) kali ini tepat. Pertama, HAKI mengangkat topik yang relevan dan menjadi kerisauan bangsa kita, yakni ”pengaruh gempa dan angin terhadap struktur”. Fenomena bencana alam—lebih-lebih dalam skala dramatik—yang dalam beberapa tahun terakhir sering mengguncang negara kita, membuat ahli konstruksi perlu meninjau kembali teknik konstruksi di Tanah Air. Sudah mampukah konstruksi yang ada sekarang ini menahan gempa tektonik berkekuatan—katakan—8,5 skala Richter?
Kedua, yang tidak kalah pentingnya, adalah menjadikan seminar sebagai penghargaan kepada almarhum Prof R Roosseno Soerjohadikusumo dan mendedikasikan seminar ini untuk memperingati 100 tahun kelahirannya pada 2 Agustus silam.
Seperti telah disinggung dalam kutipan di awal tulisan ini, Roosseno adalah pelopor konstruksi beton di Indonesia. Ia juga guru yang baik di bidang ilmu beton, juga profesional dan nasionalis sejati yang selalu mengabdi dan berjuang bagi kemajuan bangsa dan Tanah Air-nya.
Riwayat lebih lengkap tentang Roosseno kini dapat didalami melalui dua buku yang terbit seiring peringatan 100 tahun kelahirannya, yaitu Cakrawala Roosseno karya Eka Budianta dan Roosseno—Jembatan dan Menjembatani (Editor Wiratman Wangsadinata dan G Suprayitno). Tentu saja untuk mengenal lebih dekat sosok Roosseno secara up close and personal, karya Eka lebih dari memadai, sementara buku suntingan Wiratman dan Suprayitno menghadirkan visi seorang Roosseno, khususnya dalam bidang ilmu teknik, tetapi juga dalam bidang lain, termasuk dalam ilmu perdamaian (polemologi).
Menyusuri pemikiran ilmiah Roosseno yang tertuang dalam buku seperti menyusuri kembali perkembangan rekayasa teknik, dalam hal ini teknik sipil, di Indonesia. Hal itu antara lain—dalam konteks waktu itu (1963), tatkala menjadi promotor Proklamator—disebut karya-karya teknik sipil yang di dalamnya ada peranan Bung Karno, yakni Gedung Pola, Kompleks Asian Games, Hotel Indonesia, Jakarta By-Pass, Masjid Istiqlal, dan Tugu (Monumen) Nasional.


Roosseno dan teknik sipil


Sambil mengenang Roosseno, mau tak mau terkenang juga ilmu teknik sipil, yang sering didefinisikan sebagai disiplin teknik profesional yang berurusan dengan desain, konstruksi, serta pemeliharaan bangunan fisik dan lingkungannya. Di dalamnya termasuk jalan raya, jembatan, bendungan, terusan, dan gedung-gedung.
Ini adalah bidang teknik yang paling tua setelah teknik militer dan memang sengaja didefinisikan demikian untuk membedakan dengan teknik militer. Ada yang menyebut, bidang ini berawal antara tahun 4000 dan 2000 sebelum Masehi di Mesir Kuno dan Mesopotamia, yaitu ketika manusia mulai berhenti menjadi makhluk nomaden dan ingin menetap di satu tempat. Karena itu lalu manusia memerlukan rumah.
Dari tujuan awal yang simpel tersebut berikutnya lahir karya teknik sipil yang amat mengagumkan, bahkan di antaranya menjadi keajaiban dunia, seperti Piramida Mesir dan dari wilayah Nusantara sendiri Candi Borobudur. Pada abad ke-20, apa yang sering disebut sebagai keajaiban dunia juga kental bernuansa teknik sipil. Menurut Himpunan Insinyur Sipil Amerika (ASCE), karya-karya yang digolongkan keajaiban teknik sipil abad ke-20 adalah Terowongan Channel (Inggris-Perancis), CN Tower (Toronto), Empire State Building (New York), Golden Gate (San Francisco), Bendungan Itaipu (Brasil-Paraguay), Sistem Perlindungan Laut Utara Belanda, dan Terusan Panama.
Keajaiban internasional tersebut memperlihatkan kemampuan masyarakat modern untuk mencapai puncak yang sebelumnya tak terjangkau. Capaian itu juga mencibir ucapan yang dikatakan sebelumnya ”Itu tak bisa dikerjakan” (ASCE, Situs www.ce.memphis.edu, 1996/1997).
Himpunan di Amerika ini mendapatkan masukan dari pakar teknik terkemuka dari berbagai penjuru dunia untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti desain dan konstruksi yang belum pernah dikerjakan (pioneering), juga kontribusinya bagi kemanusiaan, serta tantangan-tantangan teknik yang berhasil diatasi.
Karya-karya yang dipilih memang mengingatkan orang pada Tujuh Keajaiban Dunia masa lalu, yang melukiskan keterpesonaan manusia terhadap karya teknik yang tampaknya menerobos batas alam itu. Sementara keajaiban kuno hanya sedikit saja yang tinggal, keajaiban modern menampilkan warisan teknik sipil terhadap abad ke-20.
Dalam perkembangan ilmu teknik sipil yang mengagumkan itulah Roosseno lahir, tumbuh, dan berkarya. Tentu apa yang sekarang berkembang sudah jauh berbeda dengan teknik sipil saat Roosseno hidup.


Namun, kalau harus meringkaskan, prinsip dasar beton masih tetap sama, kata FX Supartono. Unsur-unsurnya tetap semen, air, dan kerikil, hanya saja adonan jauh lebih baik dengan tambahan admixture yang membuat hasil lebih plastis. Pada masa lalu air harus banyak karena kalau tidak banyak adonan tak bisa dituang. Kini, air bisa dibuat lebih sedikit sehingga hasilnya lebih kuat.
Untuk soal kekuatan ini, pada masa Roosseno orang berbicara pada kekuatan 20 MPa (megapascal, atau satu juta pascal; satu pascal melambangkan kekuatan beton yang mampu menahan tekanan sebesar satu kilogram per cm persegi). Kini, angka tersebut sudah berlipat jauh.
Namun, yang tidak kalah penting dari pencapaian fisik adalah warisan ilmu dan semangat dari Roosseno kepada generasi penerus. Semasa masih hidup, Bapak Konstruksi Beton kita ini dikenal bisa menjelaskan ilmu-ilmu yang sulit dengan cara penyampaian sederhana. Dengan itu, murid-murid diharapkan lebih terinspirasi lagi, dan semakin cinta mendalami teknik sipil.
READ MORE >>
BUMN Konstruksi Masih Mendominasi
by : Wahyu Utomo

Indikator kesehatan perusahaan bisa dilihat dari rasio keuangan dan kesehatan perusahaan

SEJATINYA meski tidak kentara, persaingan industri jasa konstruksi bisa dikatakan kompetitif. Pemainnya pun beragam ada swasta seperti PT Total Bangun Persada, dan PT Bangun Tjipta serta BUMN seperti PT Adhi Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Waskita Karya, PT Hutama Karya, PT Istaka Karya dan PT Nindya Karya.
Kendati perusahaan jasa konstruksi berstatus pelat merah lebih mendominasi, secara pencitraan, publik atau masyarakat lebih akrab dengan Total Bangun Persada maupun swasta lainnya.
Namun sesungguhnya kiprah BUMN relatif besar. Ini bisa disaksikan dari banyaknya gedung perkantoran mentereng, perumahan, apartemen khususnya di kota Jakarta yang dibangun oleh BUMN tersebut. Jumlahnya pun telah mencapai ratusan gedung, apartemen, hotel, dan bangunan lainnya.
Memang tidak semua perusahaan jasa konstruksi BUMN memiliki kinerja baik. Hanya beberapa saja yang terkenal seperti Adhi Karya, dan Wijaya Karya.
Lantas bagaimana dengan BUMN kosntruksi lainnya? PT Pembangunan Perumahan (PP), diakui banyak pihak sebagai yang terbaik untuk urusan bangun-membangun gedung atau properti sejenis. Wajar saja karena sejak didirikan tahun 1953 dia telah diposisikan sebagai kontraktor perumahan (housing) dan gedung tinggi.
Pengakuan atas kualitas produk yang dihasilkan bisa dilihat dari diraihnya sertifikat ISO 9001:2000. PP juga sekaligus menjadi perusahaan kontraktor pertama di Indonesia yang meraih sertifikasi tersebut pada bulan Juli 1994.
Selama berkiprah, PP sudah membangun ratusan gedung, apartemen, hotel di DKI Jakarta. Lebih dari itu, produk-produk bangunan tinggi yang dihasilkan oleh PP tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Hingga kini PP masih lebih mengkhususkan diri pada pengerjaan bangunan ketimbang yang lain seperti jembatan, irigasi, dll. Ini bisa dilihat dari tipe pekerjaannya, tahun 2003, PP menyelesaikan 650 pekerjaan konstruksi bangunan dari total 994 pekerjaan, atau sekitar 65 persen. Untuk tahun 2004, PP menargetkan menyelesaikan 64,5 persen pekerjaan bangunan yang ditangani (675 pekerjaan bangunan berbanding total 1.044 pekerjaan).
Menurut Bambang Tri Wibowo, Direktur Operasi PP, pihaknya kini masuk peringkat tiga besar di antara sembilan BUMN konstruksi. Bahkan tahun 2006, PP dinobatkan sebagai BUMN terbaik. Prestasi ini bukan diraih dengan mudah. Untuk mencapai posisi ini, PP harus jatuh bangun.
Dia mencontohkan ketika memasuki krisis moneter tahun 1998, PP mengalami masa-masa teramat sulit. Ketika itu, perusahaan mengalami tiga cobaan sekaligus.
Pertama adalah tidak mendapatkan proyek, kedua proyek yang sudah ada tidak bisa berlanjut, karena tidak ada kas masuk. Di tengah kesulitan ini, PP tetap diwajibkan untuk bisa mengerjakan sesuai dengan kontrak. Sedangkan ketiga adalah melonjaknya harga barang-barang.
Dari sisi eksternal, permasalahan juga cukup pelik. Saat itu, para supplier berlomba-lomba untuk menagih utang. Bambang Triwibowo, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Operasi PP, turut berjuang bersama perusahaan ini untuk melalui masa-masa paceklik.
Untuk menyelesaikan masalah itu, PP menggunakan berbagai cara. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyelesaikan masalah internal. “Di cabang-cabang, kami mengajak karyawan untuk mengurangi gaji. Kami sendiri (Kepala Cabang) mengurangi gaji dan diikuti di bawahnya,” katanya ketika ditemui Jurnal Nasional di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Bagaimana menyelesaikan masalah eksternal? Bambang mengaku menghindari supplier datang untuk menagih utang. “Saya sampaikan bahwa kami belum bisa bayar. Saya minta mereka menunggu dan saat kami bangkit lagi nanti,” kata dia menjelaskan.
Bagi supplier yang tidak percaya, ia menawarkan untuk menjual dengan sangat murah real estate dan tanah yang dimiliki PP.
Menurut dia, cara ini cukup efektif. Dengan demikian, PP memperoleh banyak keuntungan dari segi cash flow dan perumahan mereka juga laku terjual.
Sedangkan bagi pembeli yang bandel yang tidak mau membayar pada PP, dia mengadukan ke Kejaksaan Agung (Kejakgung). “Akhirnya kami selamat. Ada yang keluar dengan baik-baik dan kami beri jalan,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini, PP seperti sebuah pohon. “Pohon itu harus dirawat supaya sehat. Namun sehat saja belum cukup. Selain sehat, pohon juga harus tumbuh dengan baik, supaya berbuah.”
Indikator kesehatan dari perusahaan bisa dilihat dari rasio-rasio keuangan maupun rasio-rasio kesehatan perusahaan. Pemasaran, penjualan, pemasukan setelah pajak PP, saat ini tumbuh sekitar 18 persen per tahun. “Untuk mendukung ini semua, kami terus-menerus memikirkan strategi pengembangan sumber daya manusia. Karena tuntutan target perusahaan yang selalu naik dari tahun ke tahun. Padahal keadaan pasar tidak bisa dipastikan. Maka tidak bisa tidak, perusahaan harus memikirkan langkah-langkah pengembangan, supaya ada sumber-sumber pemasukan lain, bila usaha jasa kosntruksi sudah di posisi maksimal,” ucapnya.
Karena itu PP membuat usaha baru, yang berupa investasi jalan Tol bersama PT Citra Marga Nusaphala Persada TBK (CMNP), PT Waskita Karya, dan PT Hutama Karya, untuk ruas Tol Depok - Antasari. Selain itu, PP juga berusaha dengan anak-anak perusahaan yg lain. Misalnya dengan PT Mitra Pola Sarana untuk penyewaan gedung. Juga usaha-usaha di bidang developer, dengan melihat semua aspek secara hati-hati. “Namun, bila kita melihat angka-angka APBN yang selalu naik nilainya. Belum lagi infrastruktur yang mendapat prioritas tinggi, maka kami melihat bisnis jasa konstruksi nasional masih sangat menjanjikan,” kata pria yang hobi nonton teater ini.
Setelah PP, nama yang sering menjadi langganan developer adalah PT Wijaya Karya (Wika). Berdiri tahun 1960, buah karya (masterpiece) dari Wika bisa dijumpai di Jakarta berupa gedung perkantoran, apartemen, kondominium, mal, dll. Meski begitu PT Wika lebih banyak dikenal sebagai kontraktor jalan tol dan jembatan.
Tidak bisa dilupakan nama-nama lain yang cukup dikenal dalam pengerjaan konstruksi khususnya property yakni PT Nindya Karya dan PT Hutama Karya.
Mantan Menteri Perumahan Siswono Yudohusodo menilai kiprah BUMN konstruksi tersebut relatif cukup besar kontribusinya untuk perkembangan sektor properti khususnya. Namun, ke depan peran tersebut perlu diperbesar lagi.
READ MORE >>

Tour Pangandaran Nov' 2008

Walaupun sudah stress dalam bekerja, PT. Gerald Dean Mandiri mempunyai jadwal untuk Tour penghilang stress...?
READ MORE >>

25 November 2008

Sang Direktur


Mr. Ir. Kurnia Djuhari, MT. dengan latar belakang lulusan ITB Institute Tekhnology of Bandung. Sosok muda yang bijak ini telah mendirikan perusahan Consultant yang telah berkembang di Indonesia saat ini.

Perusahaan tersebut adalah PT. Gerald Dean Mandiri yang mencakup Design Engineering Structure, Architecture dan Mechanical & Electrical serta Manajemen Konstruksi (Construction Management).
Sang Direktur ini paling dekat dengan karyawannya. Sebagian besar karyawannya loyal terhadap sang Direktur ini. Sumbang sih terhadap karyawan berupa saran-saran, nasehat-nasehat, motivasi, bahkan karyawan diberikan kesempatan belajar dan maju untuk memimpin proyek-proyek yang sedang berjalan.
Sang Direktur si pekerja keras, tak mengenal lelah! Hal ini kadang-kadang membuat sebagian karyawan menganggapnya workhaholic/tidak membuang waktu dengan percuma/menyia-nyiakan waktu/boleh dibilang kurang menikmati hidup.
Kantor PT. Gerald Dean Mandiri berpusat di kawasan Elite Jakarta Utara Komp. Gading Grande Kelapa Gading Jakarta Utara Indonesia.



READ MORE >>

Team GDM

Professional License

SIBP (Surat Izin Bekerja Perencana) for DKI region of Jakarta, no. 2078/IBP/KA/DPPK/I-97. (SIBP group: Konstruksi A)
PT. Gerald Dean Mandiri Mengucapkan Banyak Terima kasih kepada PENGUNJUNG yang budiman, Kritik & Saran Kami Persilahkan Hubungi Lewat Komentar/ email : gdm_mk@telkom.net

Followers

 

Copyright © 2009 by PT. Gerald Dean Mandiri Powered By Blogger Design by ET